Kecerdasan Intelektual dalam Karir

advertise here
IQ dan kecerdasan intelektual merupakan hal yang sama lho! Nah, sudah tidak asing kan, dengan istilah tersebut? Sebenarnya, apa sih kecerdasan intelektual alias IQ? Seberapa besar perannya dalam karir? Berikut ini penjelasannya. Konsep kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient/IQ) mengemuka ketika William Stern[i] menemukan sebuah lapisan pada otak manusia yang disesbut neo-cortex. Secara umum, menurut Alfred Binet[ii] kecerdasan intelektual merupakan potensi yang dimiliki oleh individu untuk mempelajari suatu hal dengan mengunakan alat-alat berpikir. Masih menurut William Stern, kemampuan intelektual adalah kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri pada hal-hal baru dengan menggunakan alat-alat berpikir untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan intelektual juga merujuk pada kapabilitas seseorang untuk dapat bertindak terarah, berpikir penuh makna dan dapat berinteraksi secara efisien dengan lingkungannya. Pada dasarnya, IQ dibentuk dan dikendalikan oleh otak kiri yang mencakup kecerdasan linear, matematik, dan logis sistematis. Oleh karenanya, orang-orang yang memiliki kecerdasan ini akan mampu memiliki analisis yang tajam dan memiliki kemampuan untuk menyusun strategi yang baik.   

MENGUKUR KECERDASAN 
Cara penghitungan kecerdasan dilakukan dengan membagi usia mental dengan usia kronologis, kemudian dikali 100. Ini merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menugukur tingkat IQ seseorang, dikenal dengan istilah tes Binet Simon. Metode yang digunakan pun sudah sering digunakan saat interview kerja atau tes masuk universitas. Dengan metode tersebut, IQ bisa diukur dengan menggunakan angka. IQ=100 x Mental age (usia mental) / Chronological age (usia sesungguhnya) Berikut ini adalah penggolongan tingkat kecerdasan berdasarkan tes Binet Simon: Jenius (>140) Gifted (>130) Superior (>120) Normal (90-110) Debil (60-79) Imbesil (40-55) Idiot (>30) Apakah kemampuan berpikir manusia bisa diukur melalui tes IQ? Penelitian beberapa ahli justru menunjukkan bahwa hanya sebesar 20% saja IQ berperan dalam kehidupan. Lalu, apa saja peran IQ dalam kehidupan? Dibawah ini adalah diantara peran IQ dalam kehidupan. Menjadi media penyimpanan pengetahuan baru. Alat untuk mendapatkan pengetahuan baru. Membantu memahami sesuatu secara lebih mendalam. Membantu meningkatkan pengetahuan. Dari keempat peran IQ tersebut, dunia kerja dalam bidang-bidang tertentu sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan IQ. Akan tetapi, tidak semua posisi dalam dunia kerja memerlukan tingkat kecerdasan tinggi. Oleh sebab itu, pengukuran tingkat kecerdasan saat wawancara kerja akan menjadi rujukan dan sangat membantu menentukan orang yang tepat untuk menempati atau memegang posisi dan jabatan tertentu. Sebagai ilustrasi, seseorang dengan kecerdasan intelektual yang tinggi akan menempati posisi sebagai analis data. Dia akan merasa tertantang dengan menganalisis setiap data yang menjadi focus pekerjaannya. Disisi lain, seseorang yang lebih memiliki kecerdasan personal dan social dia akan menempati posisi manajer. Sebagai seorang manajer, dia akan merasa tertantang dan sangat bertanggung jawab untuk mengatur setiap pergerakan dan kemampuan setiap orang yang berada dibawah pengawasannya. Selain itu, dia juga akan mampu mengelola dan menempatkan orang-orang tertentu untuk melaksanakan tanggung jawab tertentu sesuai dengan kemampuan masing-masing.   

KESIMPULAN TINGKAT IQ DALAM KARIR
Tingkat kecerdasan IQ rendah bukan berarti tidak akan mendapatkan pekerjaan. Orang dengan tingkat IQ rendah harus meyakini dan diyakini bahwa ia memiliki kecerdasan yang lain. Oleh sebab itu pemahaman tentang karir yang bagus dan enak tidak beririsan secara langsung dengan tingkat IQ tinggi.    

Click to comment